Genre Film Apa yang Paling Sukses di Indonesia? Ternyata Bikin Kaget!
![]() |
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ geralt |
Dapurcantiku.com - Pertumbuhan industri perfilman Indonesia semakin menunjukkan arah yang menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir. Dilansir dari https://nontonfilmindonesia.id, jumlah penonton terus meningkat seiring dengan kualitas produksi yang membaik secara signifikan.
Di tengah perkembangan tersebut, genre film yang sukses di Indonesia menjadi topik yang menarik untuk ditelaah lebih dalam.
Menentukan genre film yang paling sukses tidak cukup hanya mengandalkan angka penonton semata.
Faktor emosional, kedekatan budaya, hingga strategi distribusi turut menjadi penentu keberhasilan sebuah genre di tengah masyarakat.
Berbagai rumah produksi kini juga mulai memahami pentingnya memilih genre yang sesuai dengan selera penonton lokal.
Dalam lanskap perfilman nasional, dua genre yang konsisten mendominasi daftar film terlaris adalah drama dan horor.
Keduanya memiliki daya tarik kuat bagi penonton Indonesia, meskipun dengan pendekatan emosional yang sangat berbeda.
Film drama kerap kali berhasil menyentuh sisi emosional penonton lewat kisah keluarga, cinta, dan perjuangan hidup.
Sementara film horor menghadirkan ketegangan dan rasa penasaran yang unik, sering kali berakar pada kearifan lokal dan cerita mistis Indonesia.
Data dari berbagai sumber dan laporan tahunan bioskop menunjukkan bahwa film bergenre horor mengalami peningkatan signifikan dari sisi jumlah produksi dan jumlah penonton sejak 2018.
Keberhasilan film seperti KKN di Desa Penari, Pengabdi Setan, dan Sewu Dino membuktikan bahwa horor lokal punya pasar yang solid.
Masyarakat Indonesia tampaknya memiliki ketertarikan yang kuat terhadap cerita-cerita yang menakutkan namun masih terasa akrab dan dekat.
Kekuatan horor Indonesia terletak pada kemampuannya mengangkat kisah urban legend atau mitos lokal yang sudah melekat dalam budaya masyarakat.
Penonton merasa terhubung secara emosional karena cerita-cerita tersebut biasanya merupakan bagian dari pengalaman kolektif atau memori masa kecil.
Di sisi lain, genre drama juga tidak kalah populer.
Film seperti Ngeri-Ngeri Sedap, Miracle in Cell No. 7, hingga Laskar Pelangi menjadi bukti nyata bahwa drama menyimpan kekuatan naratif yang luar biasa.
Drama Indonesia biasanya menawarkan refleksi kehidupan nyata yang penuh makna dan relevansi sosial.
Kisah-kisah yang diangkat kerap menyoroti isu-isu keluarga, pendidikan, perjuangan ekonomi, dan hubungan antar manusia yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Keunggulan lain dari genre drama adalah fleksibilitasnya dalam menyentuh berbagai lapisan masyarakat, dari generasi muda hingga orang tua.
Penonton merasa "melihat diri mereka sendiri" di layar lebar, yang menciptakan hubungan emosional mendalam dan mendorong word-of-mouth yang kuat.
Selain horor dan drama, genre komedi juga tetap punya tempat tersendiri, meski tak selalu menempati puncak box office.
Film komedi seperti Warkop DKI Reborn pernah mencetak rekor jumlah penonton terbanyak pada masanya.
Namun, tren komedi tidak sekuat drama dan horor dalam hal konsistensi kesuksesan.
Genre aksi, romantis, dan thriller juga sesekali menembus daftar film laris, namun biasanya tidak bertahan lama di posisi teratas.
Ini menunjukkan bahwa preferensi penonton Indonesia lebih condong pada cerita dengan kedalaman emosional atau elemen mistis.
Di era digital seperti sekarang, keberhasilan suatu genre juga didorong oleh strategi pemasaran dan distribusi yang cerdas.
Media sosial, trailer viral, hingga testimoni penonton memainkan peran penting dalam membangun antisipasi terhadap sebuah film.
Film horor biasanya lebih mudah viral karena mudah menimbulkan reaksi yang ekstrem, baik rasa takut maupun penasaran.
Sementara drama biasanya menyentuh perasaan sehingga mendorong diskusi publik tentang nilai-nilai kehidupan yang diangkat.
Kondisi geografis dan sosial budaya Indonesia juga turut memengaruhi jenis film yang digemari.
Di luar kota besar, penonton cenderung menyukai cerita-cerita dengan nilai lokal dan visual yang tidak terlalu rumit.
Film yang menyajikan suasana pedesaan, mitos lokal, atau nilai kekeluargaan biasanya lebih mudah diterima.
Hal ini menjelaskan mengapa film horor dengan latar desa atau film drama keluarga mendapat sambutan luas dari berbagai daerah.
Sementara itu, peran platform streaming seperti Netflix, Vidio, dan Disney+ Hotstar turut memperkuat daya saing genre tertentu.
Genre drama dan horor juga paling banyak diproduksi dalam format serial atau film untuk platform digital, memperluas jangkauan audiens.
Beberapa rumah produksi bahkan memanfaatkan perilisan ganda (bioskop dan digital) untuk memperkuat daya serap pasar.
Dari sudut pandang industri, genre horor dan drama juga dianggap lebih efisien dalam hal produksi dibandingkan film aksi atau fiksi ilmiah.
Dengan biaya produksi yang relatif rendah, genre ini tetap bisa menghasilkan keuntungan besar apabila berhasil menarik minat penonton.
Fenomena ini menjadikan horor dan drama sebagai pilihan favorit produser dalam merancang film berorientasi komersial.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa genre horor dan drama merupakan dua pilar utama kesuksesan film di Indonesia saat ini.
Keduanya merepresentasikan kebutuhan emosional masyarakat akan hiburan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sekaligus menawarkan pelarian yang memikat.
Dengan terus berkembangnya teknologi dan pola konsumsi penonton, genre lain tentu masih memiliki peluang untuk menyusul, tetapi untuk saat ini, horor dan drama masih menjadi primadona layar lebar tanah air.***