Chipset Snapdragon vs Mediatek, Mana yang Lebih Unggul?
![]() |
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ Monoar_CGI_Artist |
Dapurcantiku.com - Perkembangan teknologi chipset smartphone terus menunjukkan lonjakan signifikan dalam hal performa, efisiensi daya, dan integrasi kecerdasan buatan. Dan dilansir dari hpmurah.id, keduanya menunjukan segmen persaingan yang kompetitif.
Dominasi pasar kini bukan hanya soal merek smartphone, melainkan soal “otak” yang menggerakkan perangkat tersebut: chipset.
Dalam persaingan ini, dua nama besar terus menjadi pusat perhatian, yakni Qualcomm Snapdragon dan MediaTek.
Keduanya bersaing ketat untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna, terutama di pasar Indonesia yang sangat dinamis.
Evolusi Chipset: Mengapa Chipset Terus Berkembang?
Smartphone masa kini telah berkembang menjadi alat multifungsi, jauh melampaui fungsi telepon dan SMS.
Penggunaan aplikasi berat seperti game 3D, streaming video berkualitas tinggi, hingga aplikasi berbasis AI menuntut kinerja perangkat yang cepat, stabil, dan hemat daya.
Chipset menjadi tulang punggung utama dari semua fungsi tersebut.
Chipset modern kini mencakup CPU, GPU, modem 5G, prosesor gambar (ISP), hingga engine AI dalam satu paket sistem-on-chip (SoC).
Oleh karena itu, kemajuan teknologi chipset menjadi krusial, tidak hanya untuk performa, tapi juga efisiensi energi, keamanan data, dan pengalaman pengguna yang lebih mulus.
Snapdragon dan MediaTek: Dua Pendekatan Berbeda
Qualcomm Snapdragon dikenal luas sebagai pionir teknologi mobile kelas atas.
Chipset flagship mereka seperti Snapdragon 8 Gen 3 hingga Snapdragon 8s Gen 3 membawa arsitektur terbaru ARM, GPU Adreno kencang, serta dukungan penuh terhadap AI generatif on-device.
Fokus utama Snapdragon adalah performa tinggi dan stabilitas untuk pengguna premium, termasuk gamer dan konten kreator.
Di sisi lain, MediaTek memiliki pendekatan yang lebih inklusif.
Lewat lini Dimensity, terutama Dimensity 9200+ hingga Dimensity 9400, mereka menyuguhkan performa flagship dengan efisiensi daya yang sangat baik, bahkan mampu menyaingi Snapdragon dalam sejumlah pengujian benchmark.
Keunggulan MediaTek lainnya adalah penetrasi ke berbagai segmen pasar, dari mid-range hingga flagship.
Benchmark dan Performa di Dunia Nyata
Dalam pengujian sintetis seperti AnTuTu dan Geekbench, Snapdragon 8 Gen 3 seringkali unggul dalam skor CPU single-core, berkat arsitektur prime-core yang lebih agresif.
Namun, Dimensity 9200+ dan Dimensity 9400 memiliki keunggulan dalam efisiensi multi-core dan manajemen termal, yang membuatnya konsisten dalam performa jangka panjang.
Dalam pengujian dunia nyata seperti rendering video, multitasking berat, dan bermain game seperti Genshin Impact pada pengaturan ultra, kedua chipset sama-sama mampu menjalankan tugas dengan sangat baik.
Namun, Snapdragon kadang lebih unggul dalam kestabilan frame rate dan kecepatan rendering berkat GPU Adreno yang telah lama dioptimalkan untuk ekosistem Android.
AI dan Fitur Generatif On-Device
Tahun 2024–2025 menjadi era awal dari penggunaan AI generatif langsung di perangkat (on-device).
Snapdragon 8 Gen 3 dan Snapdragon X Elite untuk PC sudah mendukung model AI lokal seperti Llama 2 dan Gemini Nano.
MediaTek tidak mau kalah.
Dimensity 9300 dan 9400 mendukung transformer-based models hingga 13B parameter yang bisa dijalankan di perangkat secara langsung tanpa harus terkoneksi ke cloud.
Fitur ini memungkinkan aplikasi seperti smart photo editing, live voice translation, dan generasi teks gambar real-time.
Kemampuan ini penting di era privasi data karena pemrosesan dilakukan secara lokal.
Konektivitas dan Multimedia
Kedua chipset mendukung jaringan 5G sub-6 GHz dan mmWave (tergantung wilayah), serta Wi-Fi 7.
Snapdragon memiliki keunggulan dalam modul FastConnect, memberikan koneksi lebih stabil untuk gaming dan streaming.
MediaTek menanggapi dengan HyperEngine yang mengoptimalkan koneksi saat bermain game online, memastikan latency tetap rendah.
Dalam hal multimedia, baik Snapdragon maupun MediaTek sama-sama mendukung perekaman video hingga 8K, HDR10+, serta fotografi computational melalui triple ISP mereka.
Efisiensi Daya dan Manajemen Termal
MediaTek selama beberapa tahun terakhir mendapatkan pengakuan karena efisiensi dayanya.
Dengan fabrikasi TSMC 4nm dan manajemen daya yang cerdas, Dimensity 9200+ mampu bertahan lebih lama dalam penggunaan harian dibanding kompetitor.
Snapdragon merespons dengan optimalisasi manajemen panas dan kecepatan adaptif, menjaga performa tetap tinggi tanpa menguras baterai secara drastis.
Dalam skenario penggunaan seperti media sosial, navigasi, dan kamera, perbedaan konsumsi daya tidak begitu terasa, namun untuk gaming dan video recording, MediaTek kadang lebih dingin dan hemat.
Ketersediaan di Pasar Indonesia
Di pasar Indonesia, Snapdragon biasanya ditemui di perangkat flagship dari Samsung, Xiaomi, ASUS, hingga OnePlus.
Smartphone dengan Snapdragon 8 Gen 2 atau Gen 3 dibanderol di kisaran harga Rp 10 juta ke atas.
Sementara MediaTek banyak hadir di perangkat flagship-mid seperti Oppo Reno series, Realme GT, Infinix GT, hingga Vivo X series, dengan harga lebih variatif mulai dari Rp 5 jutaan.
Dengan dukungan produsen lokal dan regional, MediaTek berhasil masuk ke lebih banyak lini produk, membuatnya lebih mudah dijangkau oleh berbagai segmen pengguna.
Kenapa Perkembangan Chipset Mobile Lebih Cepat Dibanding Laptop?
Hal menarik yang kerap luput dari perhatian adalah: mengapa chipset smartphone berkembang lebih cepat daripada prosesor laptop?
Jawabannya terletak pada tuntutan pasar dan siklus produk.
Smartphone memiliki siklus pembaruan tahunan, bahkan lebih cepat, yang menuntut inovasi konstan dari pabrikan chipset.
Berbeda dengan laptop yang umumnya memiliki siklus upgrade 2–3 tahun sekali.
Selain itu, volume pasar smartphone jauh lebih besar daripada laptop, yang berarti return of investment (ROI) bagi pengembang chipset jauh lebih tinggi di sektor mobile.
Hal ini membuat Qualcomm, MediaTek, hingga Apple lebih agresif dalam merilis inovasi chip mobile.
Contohnya, NPU (Neural Processing Unit) di smartphone jauh lebih canggih dibanding yang tersedia di laptop konsumer.
AI generatif, pemrosesan gambar real-time, dan kompresi video dengan efisiensi tinggi lebih dahulu hadir di smartphone.
Bahkan, Microsoft dan Qualcomm kini berupaya menghadirkan performa dan efisiensi ala smartphone ke dunia laptop melalui Snapdragon X Elite.
Masa Depan: Chipset Terintegrasi dan AI di Pusat Segalanya
Chipset masa depan tidak hanya mengandalkan kecepatan CPU dan GPU, tapi lebih pada integrasi yang cerdas dan adaptif.
AI akan menjadi pusat strategi keduanya.
Snapdragon menargetkan “AI superphone”, sedangkan MediaTek berambisi menjadi pemain dominan dalam “AI-enhanced everything”.
Chipset akan memainkan peran penting dalam edge computing, privasi data, bahkan dalam keamanan biometrik.
Dengan berkembangnya teknologi on-device LLM (Large Language Models), fungsi-fungsi seperti voice assistant dan rekomendasi personal akan jauh lebih pintar dan cepat.
Pilih yang Sesuai Kebutuhan
Jika Anda pengguna yang mengejar performa maksimal tanpa kompromi, terutama untuk gaming, editing, dan AI generatif, Snapdragon tetap unggul, terutama di flagship.
Namun jika Anda mencari perangkat yang efisien, tidak panas, tetap mumpuni, dan lebih ramah di kantong, MediaTek menjadi opsi yang patut dipertimbangkan.
Keduanya memiliki masa depan cerah, dan persaingan ini justru menguntungkan konsumen Indonesia.
Dengan berbagai inovasi yang hadir tiap tahun, masa depan smartphone tampak semakin cerdas dan efisien.***