Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Mengganti Piringan Cakram Depan Variasi Sepeda Motor
Daftar Isi
Ilustrasi |
Assalamu’alaikum.
Kembali lagi pada artikel kami.
Kali ini kami akan membahas judul artikel mengenai ”Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Mengganti Piringan Cakram Depan
Variasi Sepeda Motor”. Kemarin-kemarin kami sempat mengganti piringan
cakram depan salah satu sepeda motor tunggangan kami. Alasan pergantian
dikarenakan piringan bawaan pabrik sudah mulai licin (sebetulnya masih sangat
tebal namun sepertinya karena efek bleeding
jadinya minyak menempel dan butuh waktu beberapa lama untuk menetralisir
kembali piringan cakram tersebut).
Iseng cari di online shop, akhirnya kami putuskan
untuk membeli piringan cakram variasi dengan ukuran diameter yang lebih besar
(bawaan pabrik sekitar 24 cm dan yang variasi sekitar 29 cm). Selain mengejar
tampilan, memilih piringan cakram variasi dengan diameter lebih besar juga
membantu menunjang pengereman. Kenapa? Karena dengan semakin besar diameternya
maka proses pengereman akan semakin enteng dan proses hambatan laju sepeda
motor akan lebih maksimal (implementasinya adalah seperti saat kita tengah
membuka baut dengan ukuran kunci pembuka baut berbeda, semakin panjang kuncinya
makan akan semakin mudah membukanya. Itulah sebabnya mengapa piringan cakram
depan diameternya lebih besar ketimbang piringan cakram belakang, karena
bertujuan agar mengoptimalkan pengereman depan).
Piringan cakram yang kami beli
bukanlah piringan cakram dari brand ternama, namun tentunya masih rekomenden untuk
dibeli dan dipakai (merknya mirip dengan band yang membawakan lagu “Dear God” serta band yang membawakan
lagu “Canon Rock” #SevenF*rce).
Ketika barang sampai pada pukul 23.00 (efek jalur padat karena membludaknya
pemudik), esoknya kami langsung pasang sendiri. Namun ternyata dalam mengganti
piringan cakram ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal tersebut
diantaranya adalah:
1. Dalam membuka baut
Baut pengikat cakram depan pada
velg sepeda motor kami harus dibuka dengan kunci L bintang T 40 (atau mungkin T
45 wkwk). Apesnya ternyata membuka
baut ini cukup merepotkan (karena bawaan
pabrik masih memiliki kadar lem pada setiap batang bautnya). Dari lima baut
yang tersedia, kami hanya mampu membuka tiga, sedangkan sisanya kami buka pada
bengkel las (Rp. 10.000 per satu baut, maka 2 x 10.000 = Rp 20.000). Ternyata
untuk membuka baut L bintang memang lebih repot, terutama bila dikasih lem dari
pabrik. Faktor yang membuat jengkel karena baut dengan jenis ini memiliki
kepala yang terlalu banyak sudut sehingga mudah sekali slek. Untuk kalian yang ingin membuka kalian perlu memukul-mukul
baut tersebut terlebih dahulu kemudian direkomendasikan dibuka menggunakan
obeng ketok yang mata obengnya diganti dengan kunci bintang T 40, kemudian
kepala obeng diberi alat tambahan agar menyerupai kunci T (apa itu namanya
ya?). Atau bisa juga menggunakan impact
atau lebih gampang lagi kalian bawa ke bengkel terdekat yang sudah terbiasa
membuka baut L bintang. Jangan lupa fikirkan juga untuk mengganti baut
bawaannya atau tidak. Karena sekali lagi, baut dengan kunci L bintang beresiko
lebih tinggi untuk slek. Kami sendiri
mengganti baut tersebut dengan baut kunci L biasa yang hexagonal dengan ukuran
6 mm (tadinya ingin menggunakan baut biasa, namun tidak ada ukuran yang dimaksud,
selain itu yang tersedia di tempat kami hanya baut yang berwarna kuning).
2. Breket atau dudukan kaliper
Hal kedua yang perlu diperhatikan
kedua adalah dudukan kaliper. Meski menggunakan piringan cakram ternama,
tentunya dudukan ini mesti perlu diperhitungkan. Karena pada beberapa waktu
lalu motor kami yang lain mengalami ketidak cocokan dudukan kaliper (terlalu
panjang, padahal telah sesuai dengan spesifikasi dan merk motor). Dan kembali, piringan cakram yang kami beli
dudukannya sedikit lebih panjang sehingga semua kampas tidak menjepit piringan
secara utuh (ini baru analisis visual posisi kampas, mungkin selama satu bulan
kedepan akan kelihatan lebih jauh seberapa besar ketidak pasannya dilihat dari
alur kampas yang termakan oleh piringan cakram). Untuk langkah pastinya kalian
bisa membuat dudukan kaliper lagi pada tukang bubut (jangan lupa diukur dengan
pasti).
3. Baut tambahan
Nah yyang terakhir adalah baut
tambahan. Karena kita menggunakan dudukan tambahan, tentunya kita juga
mebutuhkan baut tambahan untuk dudukan kaliper. Hal tersebut karena dudukan
kaliper dari bawaan motor hanya dua buah sedangkan kita sekarang butuh empat
buah. Untuk baut tambahannya diameternya sama, namun untuk panjangnya berbeda
(lebih pendek). Hal ini karena panjang dari dudukan shock depan berbeda dengan dudukan bawaan piringan cakram variasi.
Maka dari itu kita perlu membeli baut dengan ukuran yang sesuai dan jangan
kepanjangan atau kependekan, karena kami sempat memakai baut yang sedikit lebih
panjang panjang (terlalu panjang sekitar 0.5 mm). Hasilnya adalah ujung baut
yang lebih panjang tersebut terkena bagian piringan cakram dan menggoresnya
(lebih mengerikannya adalah ketika RPM tinggi, shock depan akan bergetar karena piringan cakram depan dan baut
kaliper tidak akur atau bergesekan).
Part pada piringan cakram yang terkena baut |
Nah itulah beberapa hal yang
harus diperhatikan ketika kita hendak mengganti piringan cakram depan ke
piringan cakram variasi. Oh iya ketika pertama kali memakai, tentunya
pengereman tidak akan terlalu pakem karena piringan cakram masih memiliki kadar
pernis atau clear pada permukaannya.
Untuk hasil maksimal dalam pengereman, cobalah gunakan terlebih dahulu sepeda
motornya selama beberapa kilo meter. Bila kalian tidak ingin ribet, kalian bisa
mengganti piringan ke bawan pabrik atau dengan yang variasi namun dengan ukuran
diameter yang sama dengan bawaan sepeda motor kalian.
Artikel ini kami akhiri sampai
disini. Akhir kata semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Wassalamu’alaikum.